Jumat, 27 Maret 2015

CERPENku

Sandal Jepitku Pembawa Cinta



Malam yang hening, hujan begitu lebat angin yang berhembus halus dinginya sampai menembus tulang putihku. Mengingatkanku pada beberapa hari yang penuh pengalaman terindah, dan tidak akan terlupakan untuk difikir oleh logika. Ketika aku ditemukan oleh Tuhan dengan seorang laki-laki yang baik, sederhana, seru, realigius walau kadang menyebalkan. Bagiku dia adalah malaikat penjagaku yang selalu memberikan nasehat yang baik dari yang terbaik selain keluarga dan sahabatku. Cerita ini bermulai aku masih duduk dikelas 8. Namaku Mifta, panggil aja aku Mif. Aku terkenal seorang yang ramah, lucu, periang, cerewet dan terkanak-kanakan. Walau aku mempunyai sifat kekanak-kanakan, tapi alhamdzulillah masih banyak orang yang sayang kepadaku. Bagiku sifatku itulah kekuranganku dan aku bersyukur mempunyai itu. Disekolah aku ikut organisasi yaitu OSIS, di organisasi itu aku banyak pengalaman dan teman.        

     Saat liburan semester I, sekolahku mengadakan kegiatan yang membutuhkan berhari-hari untuk menjalaninya. Kegiatan itu adalah “Latihan Dasar Kepemimpinan” sebut saja dengan LDK, aku ditunjuk menjadi panitia dikegiatan itu. Tepat tanggal 25 Desember 2012 aku dan teman-teman panitia berkumpul disekolah untuk membahas kegiatan LDK untuk besuk. Terlihat seorang laki-laki yang wajahnya sangat asing bagiku, dia tidak sama dengan yang lain. Karena itu aku menjadi penasaran dengan laki-laki itu. Kata teman-teman dia anak kelas 9, dia juga mantan pengurus OSIS angkatan 2011-2012, kakak kelas dong? aku tidak menyangka, dia keseni juga menjadi panitia LDK.Toet...toet...toet suara bel berbunyi, itu pertanda aku harus cepat-cepat keruang panitia untuk rapat. Aku dan teman-teman masuk diruang panitia. Terdengar suara besar yang sedang berbicara disamping papan tulis, dia adalah salah satu kakak alumni SMP ku yang membantu kegiatan LDK ini. Aku rasa umurnya jauh lebih tua dari pada aku, tetapi dia lebih begitu gagah dan tegas. Dalam rapat itu membahas pembagian tugas panitia, dan aku ditunjuk menjadi sie kesehatan. Horeee..!! Setelah beberapa jam di ruang panitia, rapat selesai. Aku dan salah satu temanku ke depan sekolah, dia bernama Yola. Kakak kelas itu juga kedepan sekolah, lalu Yola memanggil kakak kelas itu.  

   “ Kak Zafran. ” panggil Yola.        
   “ Ada apa, dek? ’’ jawabnya.       
   “ Dicari kak Fima lo! ” dengan tertawa.Dia diam dan langsung meninggalkanku dan                Yola.        
        “ Oh...namanya Zafran ya! ” dalam hatiku.

Aku mulai penasaran dengan kata Yola, siapa Fima itu? jika aku bertanya kepada Yola, pasti dia mikir aku tuh terlalu pengen tau. Sebenarnya penasaran juga sih. Terlihat diseberang jalan ada seseorang memakai jaket berwarna merah dan memakai helm berwarna putih yang sedang menyeberang jalan. Sepertinya aku mengenali jaket itu, tapi siapa ya? ternyata dia adalah kak Dika, dia adalah tetanggaku, kakak kelasku sekaligus mantan pengurus OSIS juga. Dia juga ikut menjadi panitia dalam kegiatan LDK ini, walau dia datangnya telat. Sampai didepan sekolah dia berbicara dengan kak Zafran, dia seperti sudah begitu akrab dengan kak Zafran. Kak Dika memanggilku           

    “ Loh, Mif kamu juga ikut jadi panitia ya? ”        

    “ Iya dong kak. ” jawabku.         

    “ Dibolehin ya sama ibukmu? ”           

    “ Iyalah, kan udah tugasku. ”

Dengan sepontanya dia menjawab    “ Iya udah kalau gitu. ”

Aku dan teman-teman panitia disuruh kembali keruang panitia oleh kakak alumni, untuk menyiapkan perlengkapan acara 3 hari kedepan. Semangaaaaaaaaatttttttt..!!! Aku lihat kak Zafran sibuk banget, aku coba menghampirinya lalu aku menyapa dia. Dia membuka bicara dan aku mulai mengenalnya. Senang bisa bicara langsung denganya, walau cueknya membuat emosi naik. Ada apa sebenarnya denganku? mataku enggak bisa lepas dari dia, selalu ngeliatin tingkah lucunya. Emang, menurut orang lain dia enggak spesial. Namun menurutku, dia itu beda dari yang lainya. Enggak tau kenapa, seneng saja ngliatin tingkahnya. Selesai menyiapkan perlengkapan, aku dan teman-teman ke ruang OSIS untuk istirahat. Tiba-tiba kak Zafran datang dan mengejekku gara-gara aku memakai sandal jepit, kebetulan juga yang memakai sandal jepit itu cuma aku.           

   “ Ih, pakek sandal jepit sendiri. Dasar anak aneh.”

Aku mulai berbicara denganya, “ Kenapa sih ngejek aku seperti itu? ” kataku.  

Dia menjawab dengan tertawa “ Kamu itu lo pakai sandal jepit sendiri, lihat tuh semua                     enggak ada yang pakai sandal jepitkan? ”     

   “ Terus ada masalahkah, jika aku memakai sandal jepit? ”           

   “ Lucu aja!” jawabnya dengan tertawa.Aku hanya diam dan ikhlas menerima ejekanya. Dia mendekatiku, tiba-tiba dia memukul lenganku. Jadi bingung kenapa lenganku dipukul ya? aku balas saja dengan memukul lenganya, tetapi dia tetap membalasku. Lenganku sudah mulai terasa panas, aku hentikan perang pukul lengan itu dan menjauh dari kak Zafran.      

     Aku diajak Yola dan Nayla keruang panitia untuk mengambil tas. Dalam ruang panitia Nayla berkata.            

   “ Eh mif, sepertinya kak Zafran suka deh sama kamu! ”            

   “ Cie, Mifta!! ” Yola memutuskan perkataan.            

   “ Apa sih? suka gimana coba? Tanyaku sedikit senyum malu dibibirku.            

   “ Ya naksir gitulah pokoknya.” Kata Nayla sedikit sebel            

   “ Kamu itu ada-ada aja Nay. La wong kita itu baru kenal loh, masak ya udah ada        
      responan hati? ” kataku sambil ketawa            

   “ Ya bisa ajakan, iya enggak Nay? sahut Yola            

   “ Iya udahlah. Coba aku tanya, tahu dari mana jika...Emb namanya kak Zafran   
             kan? eh siapa tuh, ya pokonya itu oranglah, bisa suka sama aku?            

   “ Udah keliatan lo, saat kamu pukul-pukulan tadi! ” kata Nayla dengan wajah                                      serius.            

   “ Ah enggak, ada-ada aja kamu. ” tegurku.            

   “ Tapi bener juga lo apa yang dibilang Nayla. ” sahut Yola.            

   “ Enggak-enggak, mungkin dia sebel sama aku. ” sambil membawa tas.            

   “ Ah, terserah kamu aja deh. ” kata Nayla kesal. Aku hanya bisa diam dan tersipu malu mendengar kata Nayla, kami bergegas kembali ke ruang OSIS. Karena semua peralatan sudah lengkap dan tugas sudah beres aku dan teman-teman panitia pulang deh.           

Keesokan harinya tanggal 26 Desember 2012, dimulainya kegiatan LDK itu. Jam 04.00 aku harus bangun untuk sholat subuh, mandi, sarapan, dan menyiapkan apa yang harus kubawa untuk kegiatan itu selama 3 hari 2 malam. Tapi yang dibawa kali ini khusus perlengkapan individu lo........ Dan tentunya aku nginep disekolah selama 2 malam.  Em, sepertinya asik deh kegiatan kali ini, ada kak  Zafran pula. Berangkat pagi-pagi dengan hati yang sangat senang, setelah aku menunggu beberapa menit di depan sekolah, teman-teman dan kakak-kakak alumni datang. Kak Afgan juga ikut menjadi panitia, walau kakinya sakit gara-gara jatuh dari montor. Em, aku melihat wajah Yola memerah, dia punya rasa tertarik dengan kak Afgan sejak dia kelas 7. Tau nggak kak Afgan itu siapa? dia tuh kakak kelasku dari SD yang super nyebelin dan cueknya ngalah-ngalahin patung. Tapi enggak biasanya loh dia nyapa aku, pakek manggil BB lagi. Yang nggak lain BB kepanjangan dari “Bakul Beras” kalau bahasa Indonesianya “Pedagang Beras”, nyebelinkan? Tapi dia orangnya asyik loh, makanya Yola suka sama dia. Dibilang keren sih keren, tapi menurutku lebih keren kak Zafran deh. Hehhehehhe. Mereka berdua saling suka, tapi kenapa ya saat mereka ketemu kayak gini mereka saling cuek? Kenapa enggak jadian saja? entahlah, biarkan mereka yang memutuskan sendiri. Mungkin sikap mereka yang saling cuek buat mereka lebih tenang dan nyaman. Mungkinn!!             

      Kegiatan hampir dimulai, aku dan teman-teman yang sedang membersihkan ruang panitia, dikagetkan dengan suara kencang menggunakan microphone. Entah itu siapa? Kulihat dari depan pintu ruang panitia, seseorang itu adalah kak Zafran yang sedang memimpin barisan peserta LDK. Acara dimulai, semua peserta dan panitia ke lapangan basket. Karena aku bertugas menjadi sie kesehatan, aku harus aktif 24 jam untuk bertindak dalam menangani peserta yang sakit. Sedangkan kakak-kakak alumni menyampaikan materi kepada peserta LDK. Tiba-tiba kak Zafran menghampiriku dan menyuruhku untuk membawa microphone putih itu. Tidak biasanya dia baik denganku. yeyeyyeyeye..            

   “ Tolong bawa microphone ini, sebentar saja! ” suruhnya.            

   “ Emang kakak mau kemana? ”            

   “ Udahlah, bawa saja. Cerewet banget! ” lari meninggalkanku entah kemana. Beberapa menit kemudian, dia kembali kelapangan basket meminta untuk mengembalikan microphone putih itu. Dengan ekspresi tersenyum kepadaku, terasa dag dig dug jantungku, pertanda apa itu? entahlah, aku tidak tahu. Acara selanjutnya berjalan dengan lancar.         

        Malam harinya, saat semua istirahat.  Aku dan Feren berjalan menuju ruang OSIS, belum taukan Feren itu siapa? tak kenalin deh, namanya Feren bisa dipanggil ma’e. Dia adalah temanku yang baik hatinya, walau biasanya sih susah untuk diatur hidupnya. Di perjalanan ke ruang OSIS terdengar suara gitar.            

   “ Siapa yang ada di ruang OSIS? ” kataku.            

   “ Enggak tahu, mungkin kakak-kakak kelas 9.” jawab Feren            

   “ Em, mungkin.. Coba kita lihat! ” aku penasaran            

   “ Ayo..!! ”            

   “ Tapi jalanya pelan-pelan aja. ” dengan suaraku yang pelan           

   “ Iye-iye, cerewet amet sih. ”            

   “ Hah, kamu itu! ”  Aku melihat kak Dines, kak Afgan, kak Dika, teman-teman panitia lainya duduk-duduk diruang OSIS. Dan kak Zafran yang sedang membawa gitar, tetapi aku melihat sepertinya dia belum lancar memainkanya. Ternyata dia masih belajar dengan kak Dika, aku juga enggak tau lagu apa yang dimainkanya. Tepat pukul 00.00 seluruh panitia dan peserta LDK berkumpul untuk evaluasi. Saat itu juga, aku dan semua teman-teman panitia dihukum untuk merangkum salah satu materi LDK gara-gara membuat kesalahan. Capek, dan ngantuk yang kita rasakan, tapi kita harus melawan semua itu. Semangat dan rasa kekeluargaan terjalin menjadi satu dimalam itu. Jam 02.00 kami baru bisa tidur.             

      Seperti biasa, bangun pagi-pagi menjalankan aktivitas, tetapi aktivitas itu berbeda dengan hari-hari biasanya. Yang biasanya liburan malas-malasan dirumah atau sibuk dengan kehidupan masing-masing, kini berubah menjadi semangat menjalankan tugas sesuai pembagian tugas kegiatan masing-masing. Acara demi acara sudah terlewatkan dengan lancar. Sore hari itu, aku bersama Yola memanggil kak Zafran. Tetapi aku hanya diam mendengarkan mereka bicara.            

   “ Kak, gimana kak Fima? ” tanya Yola.            

   “ Sudahlah, enggak usah ungkit-ungkit dia. ” matanya berkaca-kaca.            

   “ Loh, memang kenapa kak? ”            

   “ Sudahlah, aku enggak mau fikiranku kacau gara-gara mikir dia. ”            

   “ Yaudah maaf kak. ”            

   “ Iya dek. ”            

   “ Sabar kak, semua itu pasti ada jalan keluarnya. ”            

   “ Iya, makasih dek. ”   Sedikit menangkap apa yang dimaksut Yola dan kak Zafran. Selama itu aku mulai cari tahu tentang kak Fima, dan akhirnya aku tahu kak Fima itu siapa! dia adalah kakak kelasku dan dia satu kelas dengan kak Zafran. Dia juga adalah mantan kak Zafran. Sepertinya kak Zafran sangat sayang dengan kak Fima, kenapa mereka putus ya? :( entahlah... mungkin Tuhan berkehendak lain.             Hari berganti malam, malam itu hujan sangat lebat. Terbujur kaku, aku merasakan dinginya malam itu. Kegiatan tetap berjalan dengan lancar di dalam ruangan, yang memberi materi kepada peserta LDK adalah kakak-kakak alumni. Aku duduk dan cerita-cerita didepan UKS dengan sebagian teman-teman panitia. Kak Zafran berjalan kearah depan UKS.            

   “ Cerita apa sih? ” kata kak Zafran.            

   “ Rahasia dong, mau tau saja! “ jawabku.            

   “ Ah, kamu itu. Kamu tuh seperti anak kecil ya! ”            

   “ Memang aku masih kecil kok, kan aku masih SMP. ” sambil melet                                                     kehadapanya.            

   “ Sifatmu itu lo dek. “            

   “ Hehehehehehehehe, biarin! ”            

   “ Malah biarin? suatu saat pasti ada orang yang merubahmu! ” berbicara dengan                                serius.            

   “ Memangnya siapa? Bapak ibukkukan?” penasaran.            

   “ Enggak tahu. Bukanlah, selain orang tuamu kug. ”            

   “ Siapa sih, kak?” aku mendesak kak Zafran untuk memberi tahu.            

   “ Enggak tahu dek, lihat saja esok. ”            

   “ Hem, oke deh. ”          

Dengan keadaan hujan-hujan salah satu kakak alumni menyiapkan batu bata untuk game nanti tengah malam. Aku dan teman-teman panitia membantunya, serunya bekerja sambil main-main dengan air. Tetapi aku lupa jika aku tidak memakai sandal jepit, sandal jepitku aku cari enggak ketemu. Beberapa menit aku cari, ternyata sandal jepitku dipakai oleh kak Zafran.     

   “ Hey, yang aku pakai ini sandal jepit siapa? ” kak Zafran teriak-teriak            

   “ Hey, itukan sandal jepitku. ” sahutku            

   “ Aku pinjam dulu ya, please. ”            

   “ Ah, kakak payah deh. Kemarin saja ngejek aku, jika aku memakai sandal jepit
     sendiri. Sekarang kenapa kakak memakai sandal jepitku? ” dengan ekspresi                                    sebel.            

   “ Maaf, aku salah dek. Aku pinjam ya? ”            

   “ Em, enggak boleh. Terus aku enggak pakek sandal gitu? ”            

   “ For me, satu kesempatan ini saja. ” memohon padaku.            

   “ Iya udah deh,oke-oke.”            

   “ Makasih, adek. ” tersenyum kepadaku.   

Batu bata sudah beres, dan siap untuk dipakai. Jam dinding menunjukan pukul 22.00, rasanya mata udah nggak bisa buat dibuka. Ngantuk banget. Waktunya istirahat, karena aku dan kak Rika sie kesehatan akupun bergegas ke ruang UKS dengan kak Rika untuk tidur. Anak-anak pada tidur diruang panitia yang enggak ada kasurnya, sedangkan aku dan kak Rika enak-enak tidur di UKS yang kasurnya lumayan empuk. Hehehehehehee... Tetapi enggak ada satu orangpun yang membangunkanku saat kegiatan tengah malam, kak Rika enggak bangunin aku sih! tetapi, sepertinya aku masih bisa merasakan kegiatan jalan diatas api. Sepertinya seru, aku harus mencobanya! setelah mencobanya, rasanya tuh enak banget rasanya tuh anget-anget gimana gitu. Kalau dibilang pengen lagi, pengen banget! hehehhe... Mataharipun mulai muncul, kegiatan hari ini adalah kegiatan terakhir untuk LDK ini. Kegiatan diakhiri dengan tembak-tembakan air, tetapi alhamdulillah aku enggak kena. Kegiatanpun selesai, karena aku tidak membawa sepeda atau sepeda montor. Jadi pulangnya bareng kak Dika, karena rumahku berdekatan dengan rumahnya. Tetapi aku harus menunggu kak Dika untuk mengantar kak Zafran kerumahnya.            

   “ Kata ibumu kamu suruh bareng aku, tapi aku nganter Zafran dulu ya? ” kata kak     Dika.            

   “ Iya dek, soal’e aku bawa gitar. Tenang saja kami kembali kesekolah kok,            montorku saja masih disekolah. ” Sahut kak Zafran.            

   “ Iya deh, gak ada satu jamkan? hehehhe. ”            

   “ Enggaklah. ” jawab kak Dika.            

   “ Oke-oke. Aku tunggu! ” kataku.            

   “ Bentar aku ke ruang OSIS dulu!” sahut kak Dika.Kak Dika meninggalkanku dengan kak Zafran            

   “ Oh iya, makasih buat sandal jepitnya! ” kak Zafran berbicara kepadaku sambil        sibuk ngatur gitarnya.            

   “  Sama-sama kak, sebagai sesama saudara sudah wajib saling menolongkan?          

   “ Iya dek, maaf ya jika kemarin aku ngejek kamu kayak gitu. ”            

   “ Enggakpapa kok kak, mungkin kakak lagi sebel sama aku. Apakah sampai                   sekarang masih sebel sama aku? ”            

   “ Enggak-enggak, aku enggak sebel sama kamu kok. Maaf banget ya? ”            

   “ Iya kakak. ”  

Aduh, tiba-tiba suasananya berubah jadi aneh. Dia menatap mataku, tatapanya tajam seperti ada sesuatu yang tidak biasanya. Kenapa dia menatapku seperti ada rasa penasaran denganku? Ada rasa yang tiba-tiba menyeruak. Menjejali hati tanpa berucap permisi. Seolah ada buliran jelly nan kenyal, yang tengah berlompatan di dalam hati. Emb, mungkin aku yang terlalu GR. Dia pulang diantar kak Dika, dan aku menunggu kak Dika untuk kembali ke sekolah. Setelah aku menunggu bekitu lama, akhirnya kak Dika dan kak Zafran kembali ke sekolah.            

   “ Kak ayo pulang, udah kangen sama keluarga loh! ” aku berbicara dengan kak           Dika.            

   “ Iya udah, bawa ni sepatu! ” menyerahkan sepatunya kepadaku.            

   “ Yaelah, iye-iye. ” merasa sebel.            

   “ Hati-hati dijalan, Dik. ” kata kak Zafran.            

   “ Oke broo. ”

Semua teman-teman, dan kakak-kakak alumni pulang. Setelah acara itu berakhir, enggak ada kontak hubungan lagi aku dan kak Zafran. Ketemu disekolah saja aku cuek denganya, begitu sebaliknya dengan kak Zafran. Walau pernah satu kali dia menyapaku dengan panggilan BB, menurutku itu sudah patut disyukuri. Hehe kayak apaan. Sekitar 2 mingguan, tiba-tiba dia mengirim pesan di Facebook. Kita mulai bersilahturami dan bercanda mengingat sandal jepitku itu. Hehehehehe... Senang banget bisa berhubungan lagi dengan kak Zafran, setiap hari bisa kirim pesan denganya melalui Facebook. Sekitar satu bulan kita kenal, enggak nyangka dia juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Dia mengungkapkannya kepadaku, entahlah, apakah ini yang namanya cinta lokasi atau cinta monyet. Aku menerimanya, walau sempat ada rasa takut. Takut jika dia hanya memberi harapan yang enggak ada artinya, dan dia masih memendam rasa suka kepada kak Fima. Aku mengerti, melupakan seseorang yang pernah berarti dihidup kita itu tidak semudah itu. Karena semua itu butuh proses yang lama.         

Beberapa hari kita menjalani hubungan, aku merasa dia cuek dan seperti tidak memihak kepadaku dan jarang pula aku komunikasi denganya. Aku hanya bisa sabar, aku enggak tau apa yang akan terjadi lagi. Sempat aku bertanya kepadanya, ternyata benar apa yang aku fikir dulu. Dia masih sayang dengan kak Fima, dia memintaku untuk sabar menunggunya untuk melupakan kak Fima. Rasa cemburu tidak bisa untuk aku pendam, rasa hati seakan ingin berbicara, kenapa harus terjadi kepadaku? dua bulan kita menjalani hubungan, alhamdzulillah dia sudah bisa merespon aku dengan lebih baik. Sedikit ketakutan masih menjadi fikiranku, aku takut dia berbohong lagi kepadaku dan aku takut  aku jatuh untuk kedua kalinya. Allah Maha Penyayang, DIA enggak akan memberi kesulitan seterusnya untuk makhlukNYA. Allah memberi kekuatan untuk aku lebih sabar dan percaya kepada kak Zafran. Akhrinya dia bisa menerimaku dihatinya, dan sampai sekarang rasaku kepadanya tetap ada dan tidak berubah. Jadi ingat pesan darimu dulu kakak, dan 7 kata itu. Terjawab sudah pertanyaanku saat kegiatan LDK di depan UKS bersama kak Zafran. Orang yang bisa merubahku menjadi lebih baik adalah dia sendiri. Satu tahun lebih aku berhubungan dengannya, terselip fikiran untuk intropeksi diri. Kekurangan dari dirinya membuat fikiranku lengah dengan suatu kepercayaan hatinya. Suatu fikiran tak percaya membuat semua menjadi serba salah. Aku berhenti untuk menjalin hubungan spesial lagi denganya, semua karena sebuah kata. Apa yang telah dikatakan akan berbuah seribu pertanyaan yang harus dipertanggung jawabkan nantinya. Kisah ini enggak bisa terlupakan, pengalaman berharga yang mencerminkan aku harus belajar lebih dewasa lagi, dan kisah ini membuatku bangkit untuk lebih baik lagi. Mungkin dia bukan yang terbaik untukku sekarang, dan bahagiain orang tua aja dulu :) Membuat beliau bangga adalah keinginanku untuk saat ini. Aku juga masih setengah perjalanan untuk menuju masa depan, toh semua akan indah pada waktunya kan? :) rahasia hidup akan terjawab nantinya, tak harus memaksa semua yang kita inginkan. Aku bersyukur bisa kenal kak Zafran, dia memberiku banyak pengalaman dan pengetahuan yang luar biasa. Dia, dia yang membuat seluruh debar jantungku selalu berirama. Dia, dia yang selalu dengan hengat menyapa, menyajikan rentetan diksi yang mengiris sukma. Aku hanya bisa berdoa, semoga Allah memberikan yang terbaik untukku dan semua orang yang mencintaiku. :)  ^_^

Semoga cerpenku bisa bermanfaat dan bisa berbagi pengalaman


Follow my Twitter : @Miefta_miimit
Invite my BBM       : 5462D801

Dan kunjungi juga Webside lain di alamat

    http://semangatbarudenganucapanbismillahblog.blogspot.com/

Thank's