Sandal Jepitku Pembawa Cinta
Malam yang hening, hujan begitu lebat angin
yang berhembus halus dinginya sampai menembus tulang putihku. Mengingatkanku
pada beberapa hari yang penuh pengalaman terindah, dan tidak akan terlupakan
untuk difikir oleh logika. Ketika aku ditemukan oleh Tuhan dengan seorang
laki-laki yang baik, sederhana, seru, realigius walau kadang menyebalkan.
Bagiku dia adalah malaikat penjagaku yang selalu memberikan nasehat yang baik
dari yang terbaik selain keluarga dan sahabatku. Cerita ini bermulai aku masih
duduk dikelas 8. Namaku Mifta, panggil aja aku Mif. Aku terkenal seorang yang
ramah, lucu, periang, cerewet dan terkanak-kanakan. Walau aku mempunyai sifat
kekanak-kanakan, tapi alhamdzulillah masih banyak orang yang sayang kepadaku.
Bagiku sifatku itulah kekuranganku dan aku bersyukur mempunyai itu. Disekolah
aku ikut organisasi yaitu OSIS, di organisasi itu aku banyak pengalaman dan
teman.
Saat liburan semester I, sekolahku mengadakan kegiatan yang membutuhkan berhari-hari
untuk menjalaninya. Kegiatan itu adalah “Latihan Dasar Kepemimpinan” sebut saja
dengan LDK, aku ditunjuk menjadi panitia dikegiatan itu. Tepat tanggal 25
Desember 2012 aku dan teman-teman panitia berkumpul disekolah untuk membahas
kegiatan LDK untuk besuk. Terlihat seorang laki-laki yang wajahnya sangat asing
bagiku, dia tidak sama dengan yang lain. Karena itu aku menjadi penasaran
dengan laki-laki itu. Kata teman-teman dia anak kelas 9, dia juga mantan
pengurus OSIS angkatan 2011-2012, kakak kelas dong? aku tidak menyangka, dia
keseni juga menjadi panitia LDK.Toet...toet...toet suara bel berbunyi, itu
pertanda aku harus cepat-cepat keruang panitia untuk rapat. Aku dan teman-teman
masuk diruang panitia. Terdengar suara besar yang sedang berbicara disamping
papan tulis, dia adalah salah satu kakak alumni SMP ku yang membantu kegiatan
LDK ini. Aku rasa umurnya jauh lebih tua dari pada aku, tetapi dia lebih begitu
gagah dan tegas. Dalam rapat itu membahas pembagian tugas panitia, dan aku
ditunjuk menjadi sie kesehatan. Horeee..!! Setelah beberapa jam di ruang
panitia, rapat selesai. Aku dan salah satu temanku ke depan sekolah, dia
bernama Yola. Kakak kelas itu juga kedepan sekolah, lalu Yola memanggil kakak
kelas itu.
“ Kak Zafran. ” panggil Yola.
“ Ada apa, dek? ’’ jawabnya.
“ Dicari kak Fima lo! ” dengan tertawa.Dia diam dan langsung
meninggalkanku dan Yola.
“ Oh...namanya Zafran ya! ” dalam hatiku.
Aku
mulai penasaran dengan kata Yola, siapa Fima itu? jika aku bertanya kepada
Yola, pasti dia mikir aku tuh terlalu pengen tau. Sebenarnya penasaran juga
sih. Terlihat diseberang jalan ada seseorang memakai jaket berwarna merah
dan memakai helm berwarna putih yang sedang menyeberang jalan. Sepertinya aku
mengenali jaket itu, tapi siapa ya? ternyata dia adalah kak Dika, dia adalah
tetanggaku, kakak kelasku sekaligus mantan pengurus OSIS juga. Dia juga ikut
menjadi panitia dalam kegiatan LDK ini, walau dia datangnya telat. Sampai
didepan sekolah dia berbicara dengan kak Zafran, dia seperti sudah begitu akrab
dengan kak Zafran. Kak Dika
memanggilku
“
Loh, Mif kamu juga ikut jadi panitia ya? ”
“
Iya dong kak. ” jawabku.
“
Dibolehin ya sama ibukmu?
”
“
Iyalah, kan udah tugasku. ”
Dengan
sepontanya dia menjawab “ Iya udah kalau gitu. ”
Aku
dan teman-teman panitia disuruh kembali keruang panitia oleh kakak alumni,
untuk menyiapkan perlengkapan acara 3 hari kedepan.
Semangaaaaaaaaatttttttt..!!! Aku lihat kak Zafran sibuk banget, aku coba
menghampirinya lalu aku menyapa dia. Dia membuka bicara dan aku mulai
mengenalnya. Senang bisa bicara langsung denganya, walau cueknya membuat
emosi naik. Ada apa sebenarnya denganku? mataku enggak bisa lepas dari
dia, selalu ngeliatin tingkah lucunya. Emang, menurut orang lain dia enggak
spesial. Namun menurutku, dia itu beda dari yang lainya. Enggak tau kenapa,
seneng saja ngliatin tingkahnya. Selesai menyiapkan perlengkapan, aku dan
teman-teman ke ruang OSIS untuk istirahat. Tiba-tiba kak Zafran datang dan
mengejekku gara-gara aku memakai sandal jepit, kebetulan juga yang memakai
sandal jepit itu cuma
aku.
“
Ih, pakek sandal jepit sendiri. Dasar anak aneh.”
Aku
mulai berbicara denganya, “ Kenapa sih ngejek aku seperti itu? ” kataku.
Dia
menjawab dengan tertawa “ Kamu itu lo pakai sandal jepit sendiri, lihat tuh
semua
enggak ada yang pakai sandal jepitkan? ”
“
Terus ada masalahkah, jika aku memakai sandal jepit?
”
“
Lucu aja!” jawabnya dengan tertawa.Aku hanya diam dan ikhlas menerima ejekanya.
Dia mendekatiku, tiba-tiba dia memukul lenganku. Jadi bingung kenapa lenganku
dipukul ya? aku balas saja dengan memukul lenganya, tetapi dia tetap
membalasku. Lenganku sudah mulai terasa panas, aku hentikan perang pukul lengan
itu dan menjauh dari kak Zafran.
Aku diajak Yola dan Nayla keruang panitia untuk mengambil tas. Dalam ruang
panitia Nayla berkata.
“
Eh mif, sepertinya kak Zafran suka deh sama kamu! ”
“
Cie, Mifta!! ” Yola memutuskan
perkataan.
“
Apa sih? suka gimana coba? Tanyaku sedikit senyum malu
dibibirku.
“
Ya naksir gitulah pokoknya.” Kata Nayla sedikit
sebel
“
Kamu itu ada-ada aja Nay. La wong kita itu baru kenal loh, masak ya udah
ada
responan hati? ” kataku sambil
ketawa
“
Ya bisa ajakan, iya enggak Nay? sahut
Yola
“
Iya udahlah. Coba aku tanya, tahu dari mana jika...Emb namanya kak Zafran
kan? eh siapa tuh, ya pokonya itu oranglah,
bisa suka sama
aku?
“
Udah keliatan lo, saat kamu pukul-pukulan tadi! ” kata Nayla dengan wajah
serius.
“
Ah enggak, ada-ada aja kamu. ”
tegurku.
“
Tapi bener juga lo apa yang dibilang Nayla. ” sahut
Yola.
“
Enggak-enggak, mungkin dia sebel sama aku. ” sambil membawa
tas.
“
Ah, terserah kamu aja deh. ” kata Nayla kesal. Aku hanya bisa diam dan
tersipu malu mendengar kata Nayla, kami bergegas kembali ke ruang OSIS. Karena
semua peralatan sudah lengkap dan tugas sudah beres aku dan teman-teman panitia
pulang deh.
Keesokan
harinya tanggal 26 Desember 2012, dimulainya kegiatan LDK itu. Jam 04.00 aku
harus bangun untuk sholat subuh, mandi, sarapan, dan menyiapkan apa yang harus
kubawa untuk kegiatan itu selama 3 hari 2 malam. Tapi yang dibawa kali ini
khusus perlengkapan individu lo........ Dan tentunya aku nginep disekolah
selama 2 malam. Em, sepertinya asik deh kegiatan kali ini, ada kak
Zafran pula. Berangkat pagi-pagi dengan hati yang sangat senang, setelah
aku menunggu beberapa menit di depan sekolah, teman-teman dan kakak-kakak
alumni datang. Kak Afgan juga ikut menjadi panitia, walau kakinya sakit
gara-gara jatuh dari montor. Em, aku melihat wajah Yola memerah, dia punya rasa
tertarik dengan kak Afgan sejak dia kelas 7. Tau nggak kak Afgan itu siapa? dia
tuh kakak kelasku dari SD yang super nyebelin dan cueknya ngalah-ngalahin
patung. Tapi enggak biasanya loh dia nyapa aku, pakek manggil BB lagi. Yang
nggak lain BB kepanjangan dari “Bakul Beras” kalau bahasa Indonesianya
“Pedagang Beras”, nyebelinkan? Tapi dia orangnya asyik loh, makanya Yola suka
sama dia. Dibilang keren sih keren, tapi menurutku lebih keren kak Zafran deh. Hehhehehhe.
Mereka berdua saling suka, tapi kenapa ya saat mereka ketemu kayak gini mereka
saling cuek? Kenapa enggak jadian saja? entahlah, biarkan mereka yang
memutuskan sendiri. Mungkin sikap mereka yang saling cuek buat mereka lebih
tenang dan nyaman. Mungkinn!!
Kegiatan
hampir dimulai, aku dan teman-teman yang sedang membersihkan ruang panitia,
dikagetkan dengan suara kencang menggunakan microphone. Entah itu siapa?
Kulihat dari depan pintu ruang panitia, seseorang itu adalah kak Zafran yang
sedang memimpin barisan peserta LDK. Acara dimulai, semua peserta dan panitia
ke lapangan basket. Karena aku bertugas menjadi sie kesehatan, aku harus aktif
24 jam untuk bertindak dalam menangani peserta yang sakit. Sedangkan
kakak-kakak alumni menyampaikan materi kepada peserta LDK. Tiba-tiba kak Zafran
menghampiriku dan menyuruhku untuk membawa microphone putih itu. Tidak biasanya
dia baik denganku.
yeyeyyeyeye..
“
Tolong bawa microphone ini, sebentar saja! ”
suruhnya.
“
Emang kakak mau kemana?
”
“
Udahlah, bawa saja. Cerewet banget! ” lari meninggalkanku entah
kemana. Beberapa menit kemudian, dia kembali kelapangan basket meminta
untuk mengembalikan microphone putih itu. Dengan ekspresi tersenyum kepadaku,
terasa dag dig dug jantungku, pertanda apa itu? entahlah, aku tidak tahu. Acara
selanjutnya berjalan dengan lancar.
Malam
harinya, saat semua istirahat. Aku dan Feren berjalan menuju ruang OSIS,
belum taukan Feren itu siapa? tak kenalin deh, namanya Feren bisa dipanggil
ma’e. Dia adalah temanku yang baik hatinya, walau biasanya sih susah untuk
diatur hidupnya. Di perjalanan ke ruang OSIS terdengar suara
gitar.
“
Siapa yang ada di ruang OSIS? ”
kataku.
“
Enggak tahu, mungkin kakak-kakak kelas 9.” jawab
Feren
“
Em, mungkin.. Coba kita lihat! ” aku
penasaran
“
Ayo..!!
”
“
Tapi jalanya pelan-pelan aja. ” dengan suaraku yang
pelan
“
Iye-iye, cerewet amet sih.
”
“
Hah, kamu itu! ” Aku melihat kak Dines, kak Afgan, kak Dika, teman-teman
panitia lainya duduk-duduk diruang OSIS. Dan kak Zafran yang sedang membawa
gitar, tetapi aku melihat sepertinya dia belum lancar memainkanya. Ternyata dia
masih belajar dengan kak Dika, aku juga enggak tau lagu apa yang dimainkanya.
Tepat pukul 00.00 seluruh panitia dan peserta LDK berkumpul untuk evaluasi.
Saat itu juga, aku dan semua teman-teman panitia dihukum untuk merangkum salah
satu materi LDK gara-gara membuat kesalahan. Capek, dan ngantuk yang kita
rasakan, tapi kita harus melawan semua itu. Semangat dan rasa kekeluargaan
terjalin menjadi satu dimalam itu. Jam 02.00 kami baru bisa tidur.
Seperti
biasa, bangun pagi-pagi menjalankan aktivitas, tetapi aktivitas itu berbeda
dengan hari-hari biasanya. Yang biasanya liburan malas-malasan dirumah atau
sibuk dengan kehidupan masing-masing, kini berubah menjadi semangat menjalankan
tugas sesuai pembagian tugas kegiatan masing-masing. Acara demi acara sudah
terlewatkan dengan lancar. Sore hari itu, aku bersama Yola memanggil kak
Zafran. Tetapi aku hanya diam mendengarkan mereka
bicara.
“
Kak, gimana kak Fima? ” tanya
Yola.
“
Sudahlah, enggak usah ungkit-ungkit dia. ” matanya
berkaca-kaca.
“
Loh, memang kenapa kak?
”
“
Sudahlah, aku enggak mau fikiranku kacau gara-gara mikir dia.
”
“
Yaudah maaf kak.
”
“
Iya dek.
”
“
Sabar kak, semua itu pasti ada jalan keluarnya.
”
“
Iya, makasih dek. ” Sedikit menangkap apa yang dimaksut Yola dan
kak Zafran. Selama itu aku mulai cari tahu tentang kak Fima, dan akhirnya aku
tahu kak Fima itu siapa! dia adalah kakak kelasku dan dia satu kelas dengan kak
Zafran. Dia juga adalah mantan kak Zafran. Sepertinya kak Zafran sangat sayang
dengan kak Fima, kenapa mereka putus ya? :( entahlah... mungkin Tuhan
berkehendak lain. Hari berganti malam, malam itu hujan sangat
lebat. Terbujur kaku, aku merasakan dinginya malam itu. Kegiatan tetap berjalan
dengan lancar di dalam ruangan, yang memberi materi kepada peserta LDK adalah
kakak-kakak alumni. Aku duduk dan cerita-cerita didepan UKS dengan sebagian
teman-teman panitia. Kak Zafran berjalan kearah depan
UKS.
“
Cerita apa sih? ” kata kak Zafran.
“
Rahasia dong, mau tau saja! “
jawabku.
“
Ah, kamu itu. Kamu tuh seperti anak kecil ya!
”
“
Memang aku masih kecil kok, kan aku masih SMP. ” sambil melet
kehadapanya.
“
Sifatmu itu lo dek.
“
“
Hehehehehehehehe, biarin!
”
“
Malah biarin? suatu saat pasti ada orang yang merubahmu! ”
berbicara dengan
serius.
“
Memangnya siapa? Bapak ibukkukan?” penasaran.
“
Enggak tahu. Bukanlah, selain orang tuamu kug.
”
“
Siapa sih, kak?” aku mendesak kak Zafran untuk memberi
tahu.
“
Enggak tahu dek, lihat saja esok.
”
“
Hem, oke deh. ”
Dengan
keadaan hujan-hujan salah satu kakak alumni menyiapkan batu bata untuk game
nanti tengah malam. Aku dan teman-teman panitia membantunya, serunya bekerja
sambil main-main dengan air. Tetapi aku lupa jika aku tidak memakai sandal
jepit, sandal jepitku aku cari enggak ketemu. Beberapa menit aku cari, ternyata
sandal jepitku dipakai oleh kak Zafran.
“
Hey, yang aku pakai ini sandal jepit siapa? ” kak Zafran
teriak-teriak
“
Hey, itukan sandal jepitku. ”
sahutku
“
Aku pinjam dulu ya, please. ”
“
Ah, kakak payah deh. Kemarin saja ngejek aku, jika aku memakai sandal
jepit
sendiri. Sekarang kenapa kakak
memakai sandal jepitku? ” dengan ekspresi
sebel.
“
Maaf, aku salah dek. Aku pinjam ya? ”
“
Em, enggak boleh. Terus aku enggak pakek sandal gitu? ”
“
For me, satu kesempatan ini saja. ” memohon padaku.
“
Iya udah deh,oke-oke.”
“
Makasih, adek. ” tersenyum kepadaku.
Batu bata sudah beres, dan siap untuk
dipakai. Jam dinding menunjukan pukul 22.00, rasanya mata udah nggak bisa
buat dibuka. Ngantuk banget. Waktunya istirahat, karena aku dan kak Rika sie
kesehatan akupun bergegas ke ruang UKS dengan kak Rika untuk tidur. Anak-anak
pada tidur diruang panitia yang enggak ada kasurnya, sedangkan aku dan kak Rika
enak-enak tidur di UKS yang kasurnya lumayan empuk.
Hehehehehehee... Tetapi enggak ada satu orangpun yang membangunkanku saat
kegiatan tengah malam, kak Rika enggak bangunin aku sih! tetapi, sepertinya aku
masih bisa merasakan kegiatan jalan diatas api. Sepertinya seru, aku harus
mencobanya! setelah mencobanya, rasanya tuh enak banget rasanya tuh anget-anget
gimana gitu. Kalau dibilang pengen lagi, pengen banget! hehehhe... Mataharipun
mulai muncul, kegiatan hari ini adalah kegiatan terakhir untuk LDK ini.
Kegiatan diakhiri dengan tembak-tembakan air, tetapi alhamdulillah aku enggak
kena. Kegiatanpun selesai, karena aku tidak membawa sepeda atau sepeda montor.
Jadi pulangnya bareng kak Dika, karena rumahku berdekatan dengan rumahnya.
Tetapi aku harus menunggu kak Dika untuk mengantar kak Zafran kerumahnya.
“
Kata ibumu kamu suruh bareng aku, tapi aku nganter Zafran dulu ya? ” kata
kak Dika.
“
Iya dek, soal’e aku bawa gitar. Tenang saja kami kembali kesekolah kok,
montorku
saja masih disekolah. ” Sahut kak
Zafran.
“
Iya deh, gak ada satu jamkan? hehehhe.
”
“
Enggaklah. ” jawab kak
Dika.
“
Oke-oke. Aku tunggu! ”
kataku.
“
Bentar aku ke ruang OSIS dulu!” sahut kak Dika.Kak Dika meninggalkanku dengan kak
Zafran
“
Oh iya, makasih buat sandal jepitnya! ” kak Zafran berbicara kepadaku
sambil sibuk ngatur gitarnya.
“ Sama-sama
kak, sebagai sesama saudara sudah wajib saling menolongkan?
“
Iya dek, maaf ya jika kemarin aku ngejek kamu kayak gitu.
”
“
Enggakpapa kok kak, mungkin kakak lagi sebel sama aku. Apakah sampai
sekarang masih sebel sama aku?
”
“
Enggak-enggak, aku enggak sebel sama kamu kok. Maaf banget ya?
”
“
Iya kakak. ”
Aduh,
tiba-tiba suasananya berubah jadi aneh. Dia menatap mataku, tatapanya tajam
seperti ada sesuatu yang tidak biasanya. Kenapa dia menatapku seperti ada rasa
penasaran denganku? Ada rasa yang tiba-tiba menyeruak. Menjejali hati tanpa
berucap permisi. Seolah ada buliran jelly nan kenyal, yang tengah berlompatan
di dalam hati. Emb, mungkin aku yang terlalu GR. Dia pulang diantar kak
Dika, dan aku menunggu kak Dika untuk kembali ke sekolah. Setelah aku
menunggu bekitu lama, akhirnya kak Dika dan kak Zafran kembali ke
sekolah.
“
Kak ayo pulang, udah kangen sama keluarga loh! ” aku berbicara dengan kak
Dika.
“
Iya udah, bawa ni sepatu! ” menyerahkan sepatunya
kepadaku.
“
Yaelah, iye-iye. ” merasa
sebel.
“
Hati-hati dijalan, Dik. ” kata kak
Zafran.
“
Oke broo. ”
Semua
teman-teman, dan kakak-kakak alumni pulang. Setelah acara itu berakhir,
enggak ada kontak hubungan lagi aku dan kak Zafran. Ketemu disekolah saja aku
cuek denganya, begitu sebaliknya dengan kak Zafran. Walau pernah satu kali dia
menyapaku dengan panggilan BB, menurutku itu sudah patut disyukuri. Hehe kayak
apaan. Sekitar 2 mingguan, tiba-tiba dia mengirim pesan di Facebook. Kita mulai
bersilahturami dan bercanda mengingat sandal jepitku itu. Hehehehehe... Senang
banget bisa berhubungan lagi dengan kak Zafran, setiap hari bisa kirim pesan
denganya melalui Facebook. Sekitar satu bulan kita kenal, enggak nyangka dia
juga mempunyai perasaan yang sama denganku. Dia mengungkapkannya kepadaku,
entahlah, apakah ini yang namanya cinta lokasi atau cinta monyet. Aku
menerimanya, walau sempat ada rasa takut. Takut jika dia hanya memberi harapan
yang enggak ada artinya, dan dia masih memendam rasa suka kepada kak Fima. Aku
mengerti, melupakan seseorang yang pernah berarti dihidup kita itu tidak
semudah itu. Karena semua itu butuh proses yang lama.
Beberapa hari kita menjalani hubungan, aku
merasa dia cuek dan seperti tidak memihak kepadaku dan jarang pula aku
komunikasi denganya. Aku hanya bisa sabar, aku enggak tau apa yang akan terjadi
lagi. Sempat aku bertanya kepadanya, ternyata benar apa yang aku fikir dulu.
Dia masih sayang dengan kak Fima, dia memintaku untuk sabar menunggunya untuk
melupakan kak Fima. Rasa cemburu tidak bisa untuk aku pendam, rasa hati seakan
ingin berbicara, kenapa harus terjadi kepadaku? dua bulan kita menjalani
hubungan, alhamdzulillah dia sudah bisa merespon aku dengan lebih baik. Sedikit
ketakutan masih menjadi fikiranku, aku takut dia berbohong lagi kepadaku dan
aku takut aku jatuh untuk kedua kalinya. Allah Maha Penyayang, DIA enggak
akan memberi kesulitan seterusnya untuk makhlukNYA. Allah memberi kekuatan
untuk aku lebih sabar dan percaya kepada kak Zafran. Akhrinya dia bisa
menerimaku dihatinya, dan sampai sekarang rasaku kepadanya tetap ada dan tidak
berubah. Jadi ingat pesan darimu dulu kakak, dan 7 kata itu. Terjawab
sudah pertanyaanku saat kegiatan LDK di depan UKS bersama kak Zafran. Orang
yang bisa merubahku menjadi lebih baik adalah dia sendiri. Satu tahun
lebih aku berhubungan dengannya, terselip fikiran untuk intropeksi diri.
Kekurangan dari dirinya membuat fikiranku lengah dengan suatu kepercayaan
hatinya. Suatu fikiran tak percaya membuat semua menjadi serba salah. Aku
berhenti untuk menjalin hubungan spesial lagi denganya, semua karena sebuah kata. Apa yang telah dikatakan akan berbuah seribu pertanyaan
yang harus dipertanggung jawabkan nantinya. Kisah ini enggak bisa terlupakan,
pengalaman berharga yang mencerminkan aku harus belajar lebih dewasa lagi, dan
kisah ini membuatku bangkit untuk lebih baik lagi. Mungkin dia bukan yang
terbaik untukku sekarang, dan bahagiain orang tua aja dulu :) Membuat beliau
bangga adalah keinginanku untuk saat ini. Aku juga masih setengah perjalanan
untuk menuju masa depan, toh semua akan indah pada waktunya kan? :) rahasia
hidup akan terjawab nantinya, tak harus memaksa semua yang kita inginkan. Aku
bersyukur bisa kenal kak Zafran, dia memberiku banyak pengalaman dan
pengetahuan yang luar biasa. Dia, dia yang membuat seluruh debar jantungku
selalu berirama. Dia, dia yang selalu dengan hengat menyapa, menyajikan rentetan
diksi yang mengiris sukma. Aku hanya bisa berdoa, semoga Allah memberikan yang
terbaik untukku dan semua orang yang mencintaiku. :) ^_^
Semoga
cerpenku bisa bermanfaat dan bisa berbagi pengalaman
Follow my Twitter : @Miefta_miimit
Invite my BBM : 5462D801
Dan kunjungi juga Webside lain di alamat
http://semangatbarudenganucapanbismillahblog.blogspot.com/
Thank's